Selasa, 12 November 2013

LIRICK LAGU AJARI AKU CINTA MAUDY AYUNDA


Cinta kau tebarkan di hatiku
Rasa di hati kecilku
Semua indah saat kau denganku
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Ajari aku untuk cinta, ajari aku untuk setia
Kau beri aku bahagia dalam hidupku
Kau luluhkan hati yang beku, kau sembuhkan hati terluka
Ikhlas kau lakukan untukku
Cinta kau tebarkan di hatiku
Rasa di hati kecilku
Semua indah saat kau denganku
Ajari aku untuk cinta, ajari aku untuk setia
Kau beri aku bahagia dalam hidupku
Kau luluhkan hati yang beku, kau sembuhkan hati terluka
Ikhlas kau lakukan untukku, semua demi cinta (semua demi cinta)
Jangan pernah, jangan berpisah
Sampai menutup mata (sampai menutup mata)
Kau luluhkan hati yang beku, kau sembuhkan hati terluka
Ikhlas kau lakukan untukku
Ajari aku untuk cinta, ajari aku untuk setia
Kau beri aku bahagia dalam hidupku
Kau luluhkan hati yang beku, kau sembuhkan hati terluka
Ikhlas kau lakukan untukku, ikhlas kau lakukan untukku
Semua demi cinta ooh

Senin, 04 November 2013

batik klasik jogja

Batik klasik yogyakarta


Batik Yogyakarta adalah salah satu dari batik Indonesia yang pada awalnya dibuat terbatas hanya untuk kalangan keluarga keraton saja. Setiap motif yang terujud dalam goresan canting pada kain batik Yogyakarta adalah sarat akan makna, adalah cerita. Hal inilah yang membedakan batik Yogyakarta dengan batik-batik lain, yang menjaga batik Yogyakarta tetap memiliki eksklusifitas dari sebuah mahakarya seni dan budaya Indonesia.

                Berkembangnya batik sebagai sebuah trend fashion di berbagai kalangan, baik itu tua muda, hingga beragam profesi & latar belakang ekonomi, semakin meluweskan munculnya motif batik modern. Salah satu yang sering mendapat sorotan adalah motif batik dari kota Yogyakarta atau Jogjakarta. Batik Jogja atau Batik Yogya pada dasarnya merupakan batik yang memiliki corak batik dengan dasar putih.












1. Motif batik kawung

Zat Pewarna: Naphtol
Digunakan : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif : Geometris
Makna Filosofi : Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan dan keadilan.

Motif ini bergambar nama bunga pohon aren (buah kolang-kaling). Bathik kawung berbentuk geometris segi empat didalam pengartian kebudayaan jawa melambangkan suatu ajaran tentang terjadinya kehidupan manusia.

Pada awalnya bathik kawung ini dipakai dikalangan keluarga kerajaan, tetapi setelah Mataram terbagi dua corak, ini dikenakan golongan yang berbeda. Di Surakarta motif ini dipakai oleh golongan Punokawan dan Abdidalem jajar priyantaka, didalam tokoh pewayangan, motif kawung ini dipakai oleh Semar, Gareng, Petruk & Bagong.



2. Motif batik parang kusumo

Zat Pewarna : Naphtol
Digunakan : Sebagai kain saat tukar cincin
Unsur Motif : Parang, Mlinjon
Ciri Khas : Kerokan


Apa itu motif parang?

Salah satu motif batik yang terkenal adalah parang. Motif ini mempunyai ciri khas garis-garis lengkung, yang dapat diartikan sebagai ombak lautan yang menjadi pusat tenaga alam (raja). Komposisi miring pada parang juga melambangkan kekuasaan, kewibawaan, kebesaran, dan gerak cepat, sehingga pemakainya diharapkan dapat sigap dan sekatan.
Pada zaman Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, motif parang menjadi pedoman utama untuk menentukan derajat kebangsawanan seseorang dan menjadi ketentuan yang termuat dalam Pranatan Dalem Jenenge Panganggo Keprabon Ing Karaton Nagari Ngajogjakarta tahun 1927.
Dalam perkembangannya, motif parang memunculkan banyak variasi, seperti Parang Rusak Barong, Parang Kusuma, Parang Pamo, Parang Klithik, dan Lereng Sobrah.


Jenis-jenis motif parang
1. Parang Rusak
Motif ini merupakan motif batik sakral yang hanya digunakan di lingkungan kraton. Pada jaman dahulu, Parang Rusak biasanya digunakan prajurit setelah perang, untuk memberitahu Raja bahwa mereka telah memenangkan peperangan.

Motif ini diciptakan oleh Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram. Konon, sang raja sering bertapa di sepanjang pesisir selatan Pulau Jawa yang dipenuhi oleh jajaran pegunungan seribu yang terlihat seperti pereng (tebing) berbaris. Akhirnya, ia menamai tempat bertapanya dengan pereng yang kemudian berubah menjadi parang. Di salah satu tempat bertapa tersebut, ada bagian yang terdiri dari tebing-tebing atau pereng yang rusak karena terkikis deburan ombak laut selatan, sehingga lahirlah ilham untuk menciptakan motif batik yang kemudian diberi nama Parang Rusak
2. Parang Barong
Motif batik ini berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa). Parang Barong merupakan parang yang paling besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya motif ini hanya boleh digunakan untuk Raja, terutama dikenakan pada saat ritual keagamaan dan meditasi.
Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.

Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut pada kain. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri
3. Parang Klitik
Motif batik yang menyimbolkan perilaku halus dan bijaksana. Dulu motif batik ini hanya dikenakan oleh para putri raja.

4. Parang Slobog
Motif batik yang menyimbolkan keteguhan, ketelitian, dan kesabaran.
Motif ini dulu dipakai pada upacara pelantikan para pejabat pemerintahan, karena melambangkan harapan agar para pejabat selalu diberi petunjuk dan kelancaran dalam menjalankan semua tugas-tugas yang menjadi tangung jawabnya.

Selain untuk pelantikan pejabat, Slobokan atau parang Slobog hanya boleh dikenakan dalam acara pemakaman saja. Hal ini merupakan simbolisasi harapan agar arwah yang meninggal mendapatkan kemudahan dan kelancaran dalam perjalanan menghadap Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan keluarga yang ditingalkan juga diberi kesabaran dalam menerima cobaan kehilangan salah satu keluarganya.


3. Motif Batik Trumtum
  
Zat Pewarna: Soga Alam

Digunakan : Dipakai saat pernikahan
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.
Motif Truntum diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) bermakna cinta yang tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat,abadi dan semakin lama terasa semakin subur berkembang(tumaruntum). Karena maknanya,kain motif truntum biasanya dipakai oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk “menuntun” kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.

4. Motif batik tambal

Zat Pewarna: Soga Alam
Digunakan : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif : Ceplok, Parang, Meru dll
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru
Motif batik tambal memiliki arti tambal bermakna menambal atau memperbaiki hal-hal yang rusak. Dalam perjalanan hidupnya, manusia harus memperbaiki diri menuju kehidupan yang lebih baik, lahir maupun batin. Dahulu, kain batik bermotif tambal dipercaya bisa membantu kesembuhan orang yang sakit. Caranya adalah dengan menyelimuti orang sakit tersebut dengan kain motif tambal. Kepercayaan ini muncul karena orang yang sakit dianggap ada sesuatu “yang kurang”, sehingga untuk mengobatinya perlu “ditambal”.



5. Motif Batik Pamiluto

Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain panjang saat pertunangan
Unsur Motif : Parang, Ceplok, Truntum dan lainnya
Filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa Jawa bisa artinya kepilut.












6. Batik motif parang peni


Melayat
Untuk menghadiri suatu pemakaman biasanya digunakan motif batik yang tidak bermakna kekerasan dan dengan warna yang lebih gelap. Jadi untuk menghadiri suatu pemakaman tidak dikenakan batik dengan motif Parang Rusak, Parang Gendhrek .. Tetapi bisa dikenakan misalnya Parang Kusumo, Parang Peni. Agar yang meninggalkan kita bisa mendapatkan harumnya bunga (Parang Kusumo) dan keindahan serta keteraturan seperti yang terlihat dalam tatanan lukisan  motif Parang Peni.




7. Batik motif Sekar Jagad


Receptie dan Pesta

            Batik bermotif  “bunga-bunga” besar. Melambangkan ungkapan cinta dan memiliki  unsur-unsur memelihara perdamaian. Maka tak heran bila motif ini sering dikenakan dalam pesta pernikahan. Dengan mengenakan motif Sekar Jagad (bunga dunia) diharapkan mempelainya dikemudian hari akan hidup dalam keserasian, baik dengan sesamanya maupun dengan lingkungannya.




8. Motif sido wirasat


                                    8                                                                      9
Dalam motif ini selalu terdapat komdinasi kombinasi motif truntum di dalamnya karena melambangkan orang tua akan selalu memberi nasehat dan menuntun kedua mempelai dalam memasuki kehidupan berumahtangga. Wirasat artinya lambang atau simbol. Dalam kain batik wirasat terdapat motif-motif corak truntum, corak sidomukti, corak sidoluhur, dan corak Sidhomulyo.

9. Batik motif Wirasat Yogya dan Solo
Kain batik wirasat biasa dikenakan oleh orang tua pengantin putri. Hal ini merupakan harapan agar keluarga pengantin dan mempelai berdua dapat hidup rukun. Motif Wirasat merupakan pengembangan dari motif Sida Mulya, yang isinya terdiri dari bermacam–macam motif batik, antara lain motif Cakar Ayam, Truntum, Sida Luhur, dan Sida Mulya. Makna motif ini, supaya dikabulkan segala permohonannya, mencapai kedudukan tinggi, terpenuhi segala materi, juga permohonan petunjuk dari Tuhan saat mendapat kegelapan agar cepat diberi jalan yang terang.

10. Ceplokan (semacam motif Kembang Jahé dalam perbatikan Cirebonan)

Suatu motif yang penuh dengan patroon daun kates /papaya yang diselingi di antaranya dengan lukisan semacam burung dengan bayangannya. Seperti figuur yang terdapat dalam motif Cokrak- cakrik yang posisinya saling bertolakan. Motif cokrak – cakrik secara umum  mempunyai makna timbal balik. Sedang arti  kata cakrik = rupa, perangai, bentuk muka,profil muka. Jadi dalam motif Cokrak –cakrik, digambarkan wajah atau polah tingkah seseorang. Suatu pola tingkah laku yang berubah-ubah dan kadang dengan diselingi bersembunyi di balik figur yang lain.


11. Batik motif Ceplok, cokrak-cakrik

Motif ini justru dibabarkan untuk mengingatkan pemakainya agar sadar bahwa dia harus membuang salah satu sifat yang tidak baiknya (plintat-plintut). Dia harus selalu sadar bahwa dengan tingkah laku yang berubah-ubah akan banyak menemui rintangan dalam kehidupannya.






12. Peksi gisik lorok

                Batik motif Peksi Gisik Lorok dengan latar batu-batu koral, menggambarkan burung Sikatan yang biasa hidup di pinggiran sungai( gisik ) untuk melengkapi motif batik yang khas Pacitan, bagian daun dan buahnya di selipkan buah Pace. Proses pewarnaan batik dengan menggunakan proses klasik, yaitu kain yang telah dibatik di wedel terlebih dahulu kemudian dilorot, dibatik ulang lalu disoga ( coklat ). Pola batik ini bisa digunakan untuk bahan hem, kain panjang, sarung, dan selendang







13. Batik Cuwiri

Zat Warna      : Soga Alam
Kegunaan       : Sebagai “Semek’an” dan Kemben. Dipakai saat upacara “mitoni”
Unsur Motif    : Meru, Gurda
Filosofi            : Cuwiri artinya kecil-kecil, Diharapkan pemakainya terlihat pantas dan dihormat

14. Motif batik sido mukti 


Zat Warna      : Soga Alam 
Kegunaan       : Sebagai kain dalam upacara perkawinan 
Unsur Motif    : Gurda 
Filosofi            : Diharapkan selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan.   
 
15. Batik celok kasatrian


Zat Warna      : Soga Alam 
Kegunaan       : Sebagai kain saat kirab pengantin 
Unsur Motif    : Parang, Gurda, Meru 
Ciri Khas        : Kerokan 
Filosofi            : Dipakai golongan menengah kebawah, agar terlihat gagah   
16. Motif batik ciptoning



Zat Warna      : Soga Alam 
Kegunaan       : Sebagai kain panjang 
Unsur Motif    : Parang, Wayang 
Ciri Khas        : Kerokan 
Filosofi            : Diharapkan pemakainya menjadi orang bijak, mampu memberi petunjuk    jalan yang benar   

17. Motif batik udan liri


Zat Warna      : Soga Alam 
Kegunaan       : Sebagai kain panjang 
Unsur Motif    : Kombinasi Geometris dan Suluran 
Ciri Khas        : Kerokan 
Filosofi            : Artinya udan gerimis, lambang kesuburan 

ciri-ciri batik jogja

Ciri khas Batik Jogja

  - warna dasar putih dan hitam
  - warna putih mori, biru tua kehitaman, coklat soga
  - ragam hias geometris, garis miring lerek,/lereng, garis silang/ceplok dan
     kawung, anyaman limaran
  - ragam hias simbolis yaitu sawat, meru, naga, lidah api



ABOUT BATIK

Corak & Ragam Batik

Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Ada beberapa pandangan yang mengelompokkan batik menjadi dua kelompok seni batik, yakni batik keraton (Surakarta dan Yogyakarta) dan seni batik pesisir. Motif seni batik keraton banyak yang mempunyai arti filosofi, sarat dengan makna kehidupan. Gambarnya rumit/halus dan paling banyak mempunyai beberapa warna, biru, kuning muda atau putih. Motif kuno keraton seperti pola panji (abad ke-14), gringsing (abad 14), kawung yang diciptakan Sultan Agung (1613-1645), dan parang, serta motif anyaman seperti tirta teja. Kemudian motif batik pesisir memperlihatkan gambaran yang lain dengan batik keraton. Batik pesisir lebih bebas serta kaya motif dan warna. Mereka lebih bebas dan tidak terikat dengan aturan keraton dan sedikit sekali yang memiliki arti filosofi. Motif batik pesisir banyak yang berupa tanaman, binatang, dan ciri khas lingkungannya. Warnanya semarak agar lebih menarik konsumen.
Baju Batik di Indonesia
Pada awalnya baju batik kerap dikenakan pada acara acara resmi untuk menggantikan jas. Tetapi dalam perkembangannya apda masa Orde Baru baju batik juga dipakai sebagai pakaian resmi siswa sekolah dan pegawai negeri (batik Korpri) yang menggunakan seragam batik pada hari Jumat. Perkembangan selanjutnya batik mulai bergeser menjadi pakaian sehari-hari terutama digunakan oleh kaum wanita. Pegawai swasta biasanya memakai batik pada hari kamis atau jumat.

Sejarah Batik

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.
Jaman Majapahit
Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, dapat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.
Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.
Daerah pembatikan sekarang di Mojokerto terdapat di Kwali, Mojosari, Betero dan Sidomulyo. Diluar daerah Kabupaten Mojokerto ialah di Jombang. Pada akhir abad ke-XIX ada beberapa orang kerajinan batik yang dikenal di Mojokerto, bahan-bahan yang dipakai waktu itu kain putih yang ditenun sendiri dan obat-obat batik dari soga jambal, mengkudu, nila tom, tinggi dan sebagainya.
Obat-obat luar negeri baru dikenal sesudah perang dunia kesatu yang dijual oleh pedagang-pedagang Cina di Mojokerto. Batik cap dikenal bersamaan dengan masuknya obat-obat batik dari luar negeri. Cap dibuat di Bangil dan pengusaha-pengusaha batik Mojokerto dapat membelinya dipasar Porong Sidoarjo, Pasar Porong ini sebelum krisis ekonomi dunia dikenal sebagai pasar yang ramai, dimana hasil-hasil produksi batik Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual. Waktu krisis ekonomi, pengusaha batik Mojoketo ikut lumpuh, karena pengusaha-pengusaha kebanyakan kecil usahanya. Sesudah krisis kegiatan pembatikan timbul kembali sampai Jepang masuk ke Indonesia, dan waktu pendudukan Jepang kegiatan pembatikan lumpuh lagi. Kegiatan pembatikan muncul lagi sesudah revolusi dimana Mojokerto sudah menjadi daerah pendudukan.
Ciri khas dari batik Kalangbret dari Mojokerto adalah hampir sama dengan batik-batik keluaran Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua. Yang dikenal sejak lebih dari seabad yang lalu tempat pembatikan didesa Majan dan Simo. Desa ini juga mempunyai riwayat sebagai peninggalan dari zaman peperangan Pangeran Diponegoro tahun 1825.
Meskipun pembatikan dikenal sejak jaman Majapahait namun perkembangan batik mulai menyebar sejak pesat didaerah Jawa Tengah Surakarta dan Yogyakata, pada jaman kerajaan di daerah ini. Hal itu tampak bahwa perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih dipenagruhi corak batik Solo dan Yogyakarta.
Didalam berkecamuknya clash antara tentara kolonial Belanda dengan pasukan-pasukan pangeran Diponegoro maka sebagian dari pasukan-pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri kearah timur dan sampai sekarang bernama Majan. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga zaman kemerdekaan ini desa Majan berstatus desa Merdikan (Daerah Istimewa), dan kepala desanya seorang kiyai yang statusnya Uirun-temurun.Pembuatan batik Majan ini merupakan naluri (peninggalan) dari seni membuat batik zaman perang Diponegoro itu.
Warna babaran batik Majan dan Simo adalah unik karena warna babarannya merah menyala (dari kulit mengkudu) dan warna lainnya dari tom. Sebagai batik setra sejak dahulu kala terkenal juga didaerah desa Sembung, yang para pengusaha batik kebanyakan berasal dari Sala yang datang di Tulungagung pada akhir abad ke-XIX. Hanya sekarang masih terdapat beberapa keluarga pembatikan dari Sala yang menetap didaerah Sembung. Selain dari tempat-tempat tesebut juga terdapat daerah pembatikan di Trenggalek dan juga ada beberapa di Kediri, tetapi sifat pembatikan sebagian kerajinan rumah tangga dan babarannya batik tulis.

lirick lagu hello to my self

Lirik dan Terjemahan Ye Eun Wonder Girls – Hello to My Self Hangul Hello 여긴 이천십이년 이월 아주 추운 겨울이야 Where are you 얼마나 가까이 와 있니 그토록 원하던 꿈에 여기 난 아직 넘어지고 또 울고 다치고 지쳐서 일어설 힘조차 없어 그치만 넌 날 보고 웃겠지 Hello to myself hello to myself 울지 말라고 날 위로해줄래 Hello to myself hello to myself 할 수 있다고 너 말해줄래 Hello hello 울지마 Hello hello 일어나 How are you 어떠니 꿈을 이룬다는 건 정말 꼬집어도 아프지 않니 어쩌면 이젠 네겐 평범한 일상이라 때론 지겹니 혹시 너도 외롭고 지치면 여기 꿈꾸던 날 기억해줄래 Hello to myself hello to myself 여기 날 생각하며 웃어 줄래 Hello to myself hello to myself 가슴 벅차게 행복해 줄래 Hello hello 웃어봐 Hello hello 그렇게 Hello to myself hello to myself 여기 날 생각하며 웃어 줄래 Hello to myself hello to myself 꿈꾸던 날 잊지 말아줄래 Romanization Hello yeogin icheonshibinyeon iweoraju chu un gyeouriya Where are you eolmana gakka i wah inni geutorok wonhadeon kkume yeogi nan ajin neomeojigo tto ulko dachigo jichyeoseo ileoseol himjocha eobseo geuchiman neon nal bogo utgetji Hello to myself hello to myself ulji mallago nal wiilohaejullae Hello to myself hello to myself hal su itdago neo marhaejullae Hello hello uljima Hello hello ileona How are you eotteoni kkumeulirundaneun geon jeongmal kkojibeodo apeuji anhni eojjeomyeon ijen negen pyeongbeomhan ilsangira ttaeron jikyeomni hokshi neodo wehrob-go jichimyeon yeogi kkumkkudeon nal giyeokhaejullae Hello to myself hello to myself yeogi nal saenggakhamyeo useo jullae Hello to myself hello to myself gaseum beokchage haengbokhae jullae Hello hello useobwah Hello hello geureohke Hello to myself hello to myself yeogi nal saenggakhamyeo useo jullae Hello to myself hello to myself kkumkkudeon narijji marajullae Terjemahan Indonesia Hello saat ini bulan Februari 2012, Musim dingin yang sangat dingin Dimana dirimu,Seberapa dekat dirimu dengan mimpi yang sangat kuinginkan Disini aku masih terjatuh lalu menangis Aku lemah dan terluka sehingga tak ada kekuatan untuk bangkit Kau hanya berhenti, melihat dan tersenyum padaku Hello to myself hello to myself Akankah kau menghibur dan mengatakan jangan menangis padaku? Hello to myself hello to myself Akankah kau mengatakan bahwa aku bisa melakukannya Hello hello jangan menangis Hello hello bangkitlah Bagaimana kabarmu, Bagaimana dengan meraih mimpimu? Tidakkah terasa sakit saat kau mencubit dirimu? Mungkinkah sekarang bagimu hari-hari biasa terasa membosankan? Jika kau kesepian dan lelah Akankah kau mengingatku yang memimpikanmu di sini Hello to myself hello to myself Akankah kau memikirkanku di sini dan tersenyum? Hello to myself hello to myself Akankah kau bahagia dengan perasaanmu yang berlebihan Hello hello tersenyumlah Hello hello seperti itu Hello to myself hello to myself Akankah kau memikirkanku di sini dan tersenyum? Hello to myself hello to myself Akankah kau tak melupakan diriku yang memimpikanmu Hello saat ini bulan Februari 2012, Musim dingin yang sangat dingin